Ruang refleksi diri, ruang berbagi.

maka hiduplah hari ini, lusa, dan selamanya



"mari minumlah," kata ku sembari menaruh cangkir pada pelataran meja yang berdebu,
kepala mu hanya terangguk sembari memalingkan pandang pada ilalang di depan kediaman ku, entah apa yang membuat ilalang itu lebih memikat gilotin kornea mu.
tak mau banyak bicara seperti orang orang pada umum nya. selepas kau minum, langsung saja ku hujam jantung dengan sebongkah pertanyaan tentunya.
"ada apa disana?" seketika badan mu bergetar, seraya menggigiti bibir itu. tanpa aksara lagi, sudah kutemukan jawabnya, pada angin bersiul itu
pada bunyi gugur daun jambu di halaman belakang, pada bisik rumput terhadap tanah, kepada isyarat semut kepada akaran di tanahan
yang kau tunggu hanyalah hujan semata, sembari memandangi ku sepanjang waktu. ketika mata kita tlah terikat satu sama lain,
pada mula nya gerimis telah tumbuh pada sudut sudut mata mu, sebelum aku akhir nya menggil atas lebat nya tangis yang tak pernah bisa lagi kau bendung.
lalu lahirlah temaram, dari seselaan perbukitaan ujung desa itu. memungut nafas secara berantakan, mencoba menawarkan senyuman. tapi alis mata mu terlalu berduka untuk
berdansa. apalagi yang bisa ku tawarkan? menawarkan ketenagan pada batiniyah mu, raga ku saja tak mampu. lalu apa? coba beritahu?
jangan diam begitu. hey? kamu ini bisu ya?
itu beberapa kata kata, sebelum pada akhirnya tubuh ku pun ikut kuyup atas air bah yang tumpah dari mata mata mu
yasudah, mari kita buat persembahan pada akhir hari ini. kita pantik api yang besar di tengah hutan. silakan kaki kaki nya, kita cari ketenagan abadi
sudah pasti kau mau ketenangan abadi itu,
mari, sebelum gelap kita harus sampai ketengah, agar kelak ketika purnama mengawasi kita, kita bisa bersembunyi atas lebat pepohonan, dan riuh penghuni nya.
agar ia tidak bisa mengawasi kita semalaman, agar kita bisa berbuat apapun yang kita mau, mau kan?
ketika fajar menjelang nanti, kita daki bukit itu. nanti biar ku kalungkan leher mu dengan juntaian kamboja itu.
selepas itu, aku yakin betul, desahan curug pasti memanggil kita. ia berdoa, agar di tubuh nya yang dingin itu haruslah tumbuh kehangatan dari
masing masing kita, ketika senja nya mulai luruh, surya pastilah bersungkem atas kita, sebab hal hal yang tlah kita lewati hari ini,
tak terbayang bukan?
karnanya, mohonku dengarlah
hiduplah hari ini, lusa dan selamanya
mau kan?

About Us