''melankolis"
Bahkan, senyumu adalah
KATANA paling tajam
dan fikiran ku, rela teriris berulang kali hanya untuk memeluknya
sayatan panjang pada
punggung yang rindu terlungkup
membuatnya terpaksa
terjaga semalaman...
"semu"
cermin mu, bayangan ke
khawatiran ku
dedekatinya dia tak
bergeming.
rela-relanya kau berdiri
lama di hadapan cermin
sudahlah, mengapa harus
membuat senyummu sangat manis
cukupilah, sedikit, mungkin
hadiahkan berkas berkas tawa mu di hadapannya
jangan terlalu banyak, apa
kau lupa?
dia tak suka terlalu
manis
"semenjak"
mungkin seseorang benar
dengan segala perkataannya
kini gelap menjadi
selimut tebal nan panjang
di racunnya semua alasan
kerinduan
semenjak bulan
membundar, entah kenapa bahagia memudar
lamunan lamunan
berkepanjangan yang hanya mengundang duka,
kian nampaknya rasa itu
semakin murka
berontaknya ia dalam
dada "sesak, sampai kapan rindu ini tertanam" ujar nya.
rasa memang seperti
itu, di buatkannya kau tentram, lalu di campakannya hingga
engkau geram....