Ruang refleksi diri, ruang berbagi.

"sekuntum senja, ke arah tenggelam"





               "entah lah"
Entah aku yang terlambat mengenalmu
Atau kau yang terlambat datang dihadapanku
Kini aku terperangkap oleh keterlambatan sang waktu
Yang membuatku terlanjur jatuh hati padamu


ku pahat wajah mu di monumen kesepian ku, agar kelak
ketika sepi memjemput, ia menjelma relif bertajuk paras mu.
sore ini,
jadikan saja aku dandelion senja mu, tak mengapa.
agar di petang yang mulai meremang,
kau bisa memetiku, mengamati ku, bahkan membaluri ku dengan cahaya matamu,
jika dikau berkenan.
meski pada akhir nya, aku pula binasa

"fuuh"
di saat saat terakhir,hanya aku satu satunya
dan memang aku lah yang akan menjadi satu satunya
binasa di semilir tiupan mu, yang IA pun taakan pernah mendapatkan nya
pergi ku, dirayakan bibir mu
ku dapatkan senyum mu, meski aku telah di ketinggian
kelak nanti nya kupersembahkan padamu, wahai malam.
terkadang, ada kala nya kepergian harus dirayakan
berbicara pasal mu, kepergian hanyalah tentang dalihan

About Us