Ruang refleksi diri, ruang berbagi.

biru,abu-abu dan kemerah merahan









biru abu abu kemerahan, seperti itulah warna seusai senja hari ini, manis ku.
pesona mu layak nya senja hari ini,tak satu pun bagiku yang terlewat kan

satu hari sebelum bulan berganti,dimana bulan berikut nya disambut dengan puisi merdu
puisi yang belum lapuk termakan zaman "hujan di bulan juni" masih menjadi puisi kesukaan ku.
senja biru bercampur abu-abu nampak sedikit ada kemerah merahan,sang pelukis mengaduk warna itu sedemikian rupa
hingga akhir nya,gerimis pun turun
detik berbaris rapih, denting jarum ber irama sesuai degub

hujan lebat pun turun,di bawah kaki gunung kunir hidup seorang melankolis berhati apatis


'ali,kemari nak"panggil ibu ku.
"segera tadangi kamar mu dengan ember,tembok nya ternyata rembes nak"
sembari berdiri di depan kamar melihat tembok yang rembes

"iya mi"sahut ku sambil menenteng ember.

"mi,seperti nya kamar aku lagi yang kena rembes"dengan nada yang agak sebel
"sabar ya nak,nanti kalau kakak mu sudah gajian umi suruh dia untuk perbaiki kamar mu"
sambil mengusap kepala sang anak

"iya,mi"sahut nya dengan ekspresi tersenyum tipis

ali lahir di keluarga yang bisa dibilang standar,ayah nya pensiunan pns,ibu nya ibu rumah tangga
sedangkan kakak nya mengajar sebagai salah satu guru bahasa indonesia di sanawiyah
ali 2 bersaudara ia anak bungsu,status nya mahasiswa di salah satu universitas di purworejo
meski agak manja,entah kenapa ia selalu menyendiri baik di lingkungan kampus maupun di rumah

"nak,kenapa masih diluar ayo cepat masuk.hari sudah mulai larut"dengan wajah ngantuk umi menegur nya.
"iya mi,ali belum ngantuk"sembari menengok ke arah umi
"bukan nya kamu besok ada kuliah pagi"sambil mengerutkan jidat nya

ali hanya tersenyum menatap umi yang masih berdiri di depan pintu

"Yasudah umi tidur saja duluan"ujuar nya sembari tersenyum
"jangan tidur terlalu larut,li besok kesiangan"umi berkata sambil menutup pintu

ia memang seperti itu belakangan ini,suka mengamati langit entah ada apa

jam 05.00

"seperti nya aku ketiduran lagi disini"mengucek ngucek mata nya
lalu ia pun bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap untuk ke kampus
dengan iringin matahari yang bersahabat,ia pun berangkat

sore menjelang dan kampus pun bubar

"rupanya,hari ini melelah kan sekali"ujar nya sambil membereskan buku
ia lalu pulang,tetapi
saat ia menegok ke ujung lorong kampus,ia melihat pujaan hatinya

"ah,itu keyza aku harus menghampiri nya"dengan semangat berlari ke arah nya
"za za,"ujar nya

"kemana saja kamu,2 pekan tak nampak layak nya di telan bumi?"

keyza husna zainab,
perempuan berbalut kerudung dengan mata kemayu dan pipi kemerah merahan
kehadiran nya selalu membuat ali menemukan inspirasi untuk membuat sajak sajak indah

"mmhh,gak kemana mana kok"ujar nya sembari menggedekan kepala
"gimana kalo kita ngobrol nya di cafe depan aja,"tunjuk ali ke arah pintu
dengan tatapan yang kemana mana keyza nampak bingung menjawab nya

"eh,kaya nya gabisa deh"dengan nada lemas
"kenapa gitu za?"tanya ali penuh harap
"banyak tugas yang harus di kerjain kaya nya deh,hehe"ujar nya ketawa ragu
tak ingin membuang waktunya ali pun tersenyum,dengan berat hati meng iya kan perkataan nya

"iiyaudah deh,gimana lagi kan hehhe yaudah hati hati ya pulang nya"

keyza pun berjalan dengan cepat menuju pintu gerbang,dan ali pun sama
dan senja pun tergelincir

malam hari,bulan amat bundar
di sebuah pinggiran kota selalu saja ada yang mengisahkan manis senyum nya kepada malam gulita

"wahai malam,seiring engkau turun bersamaan dengan naik nya bulan
yang kusadari ialah,takdir tuhan memang mempersatukan kalian, tuhan dengan segala kuasa nya menyatukan yang tidak bisa bersatu
bahkan berlainan,meskipun langit dan bumi.
wahai malam,dengan ini kukisah kan padamu betapa megah nya rasa ku padanya
selapang gelap yang kau taruh,wahai malam."tulis nya di dalam buku kesukaan nya

tapi pada malam itu ia menyobek kertas nya,mengamplopinya kedalam amplop coklat tua
"sebaik nya,ku kirim sajak ini kerumah za,"ujar nya sembari mengayuh sepedah
ia mengayuh nya dengan amat semangat,karna malam juga sudah pekat ia takut za sudah tertidur
sampai lah ia
"sepertinya aku tepat waktu" memasuki gardu lingkungan nya.
ia melihat mobil abu-abu terparkir tepat di depan rumah nya

"hah,sepertinya mobil ini familiar.tapi,punya siapa ya?"ujar nya sembari memegang kepala nya
"ah sebaik nya kulempar saja amplop ini kedalam rumah nya"sembari memarkir kan sepeda
saat sampai di depan gerbang nya,sewaktu ia ingin melempar kertas,sontak ia kaget

"hah,itu kan hamzah,"ujar nya melotot

hamzah maulana dzikr,
mahasiswa jurusan hukum,paras tampan,kaya,ayah pengusaha,rumah reale estate

"kenapa ia bisa disitu"bingung
akhir nya ali pun mengendap endap,sembari mengintip

10 menit kemudian,ia bingung
antara kagum dan sedih
ia,menemui hamzah menggandeng mesra za.yang pada malam itu kecantikan nya mengalah kan rembulan,
ali diam kaku dan tak berkutik
di bawanya keyza menuju mobil hamzah,dibukakan pintu mobil bak kereta kencana

"silahkan tuan putri,kereta kenca anda sudah siap"ujar hamzah sambil tersenyum kepada za
perasaan seperti bolong,fikiran tak bisa lagi berkata kata.yang ada hanya lemas,dan penyesalan
ali pun menghampiri sepeda tua milik nya,lalu ia pun bergegas kembali kerumah

"ah,seharus nya aku tak datang menemui nya malam ini"sambil menaiki sepeda nya
tatapan kosong penuh nelangsa,ia mengendarai sepeda tua peninggalan kakek nya
sepanjang jalan ia bersiul siul,sembari berkata;

"wahai malam,ini kah takdir mu?"melihat kelangit.
"kau pertemukan aku dengan mereka berdua"
"wahai malam.jika takdir tuhan engkau di persatukan dengan bulan,pasti aku tengah merupa matahari yang cemburu.
bagaimana tidak,aku yang memberi cahaya.sedangkan kalian,sibuk meng indah di bumi ku tercinta"ujar nya berlinang air mata

ia pun singgah di saung dekat rumah nya,sembari mengeluarkan buku dan pena
"wahai za,kau memang yang paling cantik di malam ini, bahkan malam dan bulan pun kalah indah
wahai za,kau memang sama dengan malam ini.tuhan yang mempersatukan kalian
dengan kau berupa bulan dan ia,berupa malam.bersama kalian sibuk mengindah dihapan ku.
wahai za,aku hanyalah jelmaan matahari yang cemburu.aku sibuk menyinari kalian.walau kalian sibuk mengindah di hadapan ku
wahai za,ketahui lah.jujur,aku sangat rindu pada bumi,kau.adalah bumi ku,tapi kau tahu?
wahai za,mendekatimu,hanya membuat mu binasa,sebab tuhan dengan segala kuasa nya.mentakdirkan kita mengelilingi bumi
walaupun tanpa harus bersentuhan.."tulis ali dalam buku nya

2 tahun kemudian,di aula tempat ali di wisuda ia pun bersukaria
lalu ia melihat za
ia menghampiri za yang lagi merenung di bangku belakang,

"za,sendirian aja"ujar nya,sembari mengambil posisi desebelah bangku nya
"engga kok,sebentar lagi juga ada yang datang"
"oh iya li,aku ada sesuatu nih"sembari merogoh tas pink nya
"datang ya,"sembari beranjak menghampiri dan mencium hamzah
ali dengan tatapan kosong segera pulang kerumah
betapa terkejut nya dia,yang ia harapkan adalah pesan tapi yang ia dapat adalah
undangan pernikahan.

di malam biasa dengan perasaan yang tidak biasa ia pun bercerita
"paling tidak aku pernah merasa perih nya di tolak tanpa penjelasan
paling tidak aku pernah merasa mendamba tanpa balasa peduli
paling tidak aku bisa melihat sosok yang memakaikan cincin di jemarimu,mencium kening mu dan bersanding bahagia berbagi senyumman dengan mu"
tutur nya,ia tumpah kan di dalam buku nya

pada hari pernikahan pun,ia turut hadir
matahari pagi memang indah saat itu,semilir angin bertiup dengan segar nya
seakan akan merayakan kebahagian nya

"trimakasih atas segala rasa,pada hari itu aku pun turut mengucap bahagia
mencoba ikhlas
walau air mata mengucur deras"tulis nya,sebelum berangkat

"kesalahanku; Adalah,bagiku kau tak merasa,bahwa untuku kau tak pernah punya cinta"tulis nya dalam halaman terakhir di buku nya.
"buku ku memang sudah habis,tapi.isi didalam nya tidak lah pernah habis"tertawa tipis sembari memasukan buku nya ke tas coklat milik nya

monolog nya;
cinta bukan selamanya tentang kepemilikan,tapi cinta adalah tentang ke ikhlasan
segala rela ku coba tumpah kan dalam rajutan tinta yang menuliskan nama ku di undangan pernikahan

hari itu ia berjalan cepat menuju tempat pernikahan,ia tidak mau terlambat.sembari mengayuh sepeda milik nya
segala kisah pada hari ini berakhir,mencoba ikhlas walau air mata masih mengucur deras

terimakasih atas segala rasa,hari itu pula.aku masih ingin melupakan mu,meski terbata-bata

sekian...

-in a painful dream

About Us